Jumat, 11 Mei 2012

"Sistandu" Cara Efektif Mengubah Nasib Petani -

"Sistandu" Cara Efektif Mengubah Nasib Petani - Harian Analisa







Parmaksian, (Analisa). Seorang pakar pemberdayaan masyarakat community development (CD) sangat yakin penerapan sistem pertanian terpadu (Sistandu) efektif untuk mengubah nasib petani di pedesaan. Alasannya, produktivitas pertanian, baik kuantitas muapun kualitas, dapat meningkat secara signifikan.
Sistandu atau integrated farming system (IFS) adalah penyatuan beberapa sub sektor pertanian ke dalam satu program yang saling mendukung, misalnya peternakan, perikanan dan pertanian hortikultura.

Model itu berhasil dikembangkan sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility (CSR) di RiauPulp, sebuah industri pulp dan kertas di Pangkalan Kerinci, Riau. Kemudian diadopsi oleh TobaPulp (PT Toba Pulp Lestari,Tbk), industri sejenis di Parmaksian, Tobasamosir.

Pakar Sistandu yang meyakini hal itu, Ir H Elyas, pekan lalu menyaksikan perkembangan Sistandu berbasis peternakan di TobaPulp, serta memberikan tambahan pembekalan kepada para kru perusahaan, serta masyarakat binaan peserta program. Elyas adalah putra asli Riau yang menyelesaikan pendidikan SMAnya di Medan, S-1 Pertanian di Bandung, dan kemudian menjadi anggota DPRD Jawa Barat. Ia aktivis Angkatan ‘66 bersama Cosmas Batubara dan juga David Napitupulu.

Tanah

Elyas menegaskan tanah adalah modal utama petani menghasilkan produksi. Tanah mesti dibuat subur agar tanaman bisa tumbuh dengan baik supaya menghasilkan secara maksimal. Tanah gersang tidak akan menghasilkan apa-apa.

Cara paling tepat untuk menyuburkan tanah ialah memperkayanya dengan pupuk organik yang dibuat dari kotoran ternak ditambah beberapa kandungan lokal seperti jerami, dedak padi, rerumputan serta ditambah sedikit bahan-bahan kimia. Untuk menghasilkan kotoran ternak itulah mutlak diperlukan pemeliharaan ternak semisal sapi, babi, atau kambing.

Sapi mesti dipelihara di kandang supaya kotorannya dapat dikumpulkan saban hari. Kemudian, makanan utamanya –rumput gajah yang ditanam di lahan tersendiri harus tercukupi. Perawatannya kebersihan, dimandikan, kesehatan pun mesti oke. Harus pula dipastikan dapat berkembang biak melalui perkawinan alami atau suntik (inseminasi). Maka, sapi menghasilkan pupuk untuk pertanian, serta protein hewani untuk manusia.

Protein

Di Riau, para peserta Sistandu yang dikembangkan oleh RiauPulp dengan Elyas sebagai motor penggeraknya, sudah menghasilkan protein hewani, beragam hasil bumi, serta aneka jenis ikan dalam jumlah besar. Beberapa jenis hasil bumi salah satunya pisang, bahkan sudah memasuki pasar ekspor.

Bahkan, para peserta Sistandu melalui serikat menjadi pedagang besar bagi produk bersama sehingga dapat menentukan sendiri harga jual produknya. Mereka benar-benar telah menjadi tuan atau juragan dalam memperdagangkan hasil buminya. Kesejahteraan yang menjadi tujuan programn ini meningkat seiring dengan kenaikan penghasilan mereka.

Kata kuncinya, menurut Elyas, "tekun, sungguh-sungguh, disiplin, tidak mengeluh, tidak mudah menyerah, tingkatkan terus ketrampilan (skill), cari terobosan, bersikap optimis, bersatu antarpeserta, dukungan bapak-angkat, serta mesti ada dukungan pemerintah setempat."

Pemecahan Masalah

Di Parmaksian, H Elyas langsung memperoleh masukan sekaligus memberikan pemecahan masalah kepada sejumlah peserta Sistandu yang diajak berdialog, diantaranya Tama boru Sitorus (Siruar), Boru Nababan Sibuea (peternak babi di Lumban Sibuea), Sihombing (peternak babi di Banjarganjang), Jisman Sitorus (Kades Lumban-Sitorus), Samsudin Manurung (Jonggi Manulus), dan Zainal Arifin Manurung (peternak sapi di Jonggi Manulus).

Untuk program ternak babi yang baru, perusahaan memberikan calon induk dalam keadaan hamil 1 bulan, dan untuk tahap-1 periode April 2012 sudah direalisasi sebanyak 4 ekor kepada masyarakat Lumban Datu, kecamatan Porsea. Sebanyak 50 ekor lagi didistribusikan bertahap.

Sebagai pusat penangkaran bibit unggul, di Pondok Bina Tani kini terdapat 14 ekor sapi dan 116 ekor babi. \

Tidak ada komentar:

Posting Komentar